Believe
Hanya sebatas hayal.
.
.
Bolehkah aku bertanya ?. Apa yang membuatmu menutup rapat-rapat hatimu untuk-ku ?. Apakah dosaku padamu yang membuat jurang pemisah ini memiliki tembok yang cukup tinggi, hingga menjulang menembus langit ?. Apa ? Aku hanya ingin bertanya.
Ingin sekali rasanya aku dapat berdiskusi denganmu secara langsung, tapi apa daya tatapanmu seakan-akan menggambarkan betapa hinanya aku. Sering kali aku ingin memulai obrolan dengan mu. Sebatas teman, hanya itu. Memulai hubungan yang baru. Aku mengingat hari-hari itu. Obrolan pertama yang kau mulai di malam itu, ketika perhatian tidak tertuju padamu. Aku terdahului olehmu. Bahkan ketika rasa cinta ini begitu indah, aku juga terdahului dengan sirnanya anugrah itu olehmu. Menyesak-kan, bahkan setelah bartahun-tahun lamanya rasa ini masih sama adanya.
Seharusnya pertengkaran itu tak perlu terjadi. Tapi nasi sudah menjadi buburkan ?. Waktu itu, ketika aku mencoba menanak nasi kembali, tapi kesempatan itu tidak pernah ada. Hanya imajinasi dan positif-ku padamu yang membuat perasaan ini tenang.
Ingin. Ingin sekali rasanya berdiskusi denganmu. Berbicara dari hati ke hati.
Kau bebas menyelami hati ini. Lihatlah, sentuh dan raba, apakah perasaan ini berdusta padamu ?. Sama halnya yang ku lakukan padamu waktu itu. Yang membuat aku tersadar dan ingin berkata "terimakasih telah mencintai-ku".
Aku percaya padamu.
Komentar
Posting Komentar