CHAPTER III : Lebih Dekat Dengan Harta Suci

Pagi. "wooooooooo !!!" teriakku di pagi hari dikeranakan kaget. tidak ku sangka  Gigaz si roh sihir masih berada disini di tempat tidurku, tapi ada sesuatu, kali ini Gigaz yang biasa berekspresi datar kini mulai menunjukan ekspresi yannggg hmmmmm, aku tidak tahu itu marah senyum atau apalah itu, yang pasti ekspresi kali ini berbeda dari yang biasanya. Aku mencoba menyapa dengan seperti kata "hey Gigaz, apa kau baik-baik saja", tapi tak ada respon hanya memalingkan wajahnya saja yang membuatku kesal, ohh atau Gigaz kecil ini tidak mengerti bahasa yang aku kugunakan ?. ok baiklah "meow meow meoewwow", eksperesinya datar kembali, "huftt', aku menghela nafas. 

Hari ini di pagi hari sama seperti biasanya, mentari sunrise masih menghangatkan dari balik pegungan indah itu, setidaknya pegunungan berkabut dengan hawa kegelapan itu ku anggap indah saja agar tak ada hal buruk yang menimpaku. keseharian di kepuluan ini tidaklah indah, distrik Timbl dan Biru rute yang biasa aku lewati hanyalah serpihan sisa bangunan dari pertempuran antara ke-4 clan penyihir berhadapan dengan generasi ke-9 pemilik sah kepulauan ini. Tidak ada alasan pasti kenapa beberapa distrik di kepulauan ini dibiarkan terbengkalai. Dulu keturunan bangsawan dari clan Galeubisr yang ikut membantu di pemerintahan sebagai bawahan dari ke-4 clan penyihir pernah ingin memperbaiki kerusakan yang terjadi di beberapa distrik, namun akhirnya mereka di kudeta oleh ke-4 clan penyihir itu sendiri. oh iya setidaknya masih ada ibu dan Artana yang merupakan hal terindah di kepuluan ini.

Menuju perairan lautan di distrik Biru, Gigaz masih memasang ekspresi Aneh di wajahnya, aku tidak tahu itu apa, tetapi aku juga malas mencoba mengajaknya mengobrol, setidaknya aku sudah memulai sebanyak dua kali yang terus di acuhkan "Cih".

Sesampainya di distrik Biru aku tidak langsung menuju lautan, melainkan ke toko peralatan selam dipojok kota pelabuhan yang telah usang, aku membeli sebuah senapan ikan yang baru yang sudah dilengkapi dengan pelontar berkecepatan "wosshhhh", ya seperti itulah kira-kira, senapan pemberian kakekku masih belum mampu menembus kulit tebal dari ikan monster di lautan Biru distrik Biru, setidaknya selama ini aku berhasil membawa kurang lebih lima ekor ikan shap seukuranku untuk di santap dan di jual sebahagian. Tabungan ku yang kukumpulkan satahun ini akhirnya menghasilkan sebuah senapan yang menurutku begitu hebat. Selain sebagai untuk menembak ikan, senapan ini juga dilengkapi manuver yang mampu mengangkat si penggunanya dengan cepat ke permukaan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Tentu saja peralatan ini juga mampu membawa aku lebih jauh kedasar lautan dengan sedikit aman untuk mencari pecahan Harta Suci yang ke-3 yaitu Sword of Teuku, sebuah bilah pedang yang berasal dari Asia yang hilang yaitu kepuluan Sumatra, Atjeh, menurut bocoran rumor yang kudapat, ketika di distrik Gueml Harta Suci ini berada di dasar lautan Biru di distrik Biru yang dijaga oleh tuan Tapa, yaitu Makhluk Suci menyerupai naga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam Pada Abad ke-16

SEJARAH AUSTRALIA DAN OCEANIA SUKU ABORIGIN

SEJARAH DEMOKRASI LIBERAL DI INDONESIA