Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam Pada Abad ke-16
Ilustrasi : abulyatama.ac.id |
Struktur kekuasaan feodal menunjukkan hierarki piramidal dengan kekuasaan puncak dipengang oleh suzerein,seorang raja yang mempunyai hegemoni diwilayah di mana raja-raja kecil sebagai vasalnya mengakui suzereinitas-nya. Vasal itu masing-masing mempunyai bawahan atau semacam subvasal,dan seterusnya.Tribut atau upeti mengalir ke atas sedangkan suzerein memberikan perlindungan kepada bawahannya.Apabila kekuasaan pemengang suzereinitas menjadi lemah atau runtuh kerajaannya,seperti yang terjadi dengan Sriwijaya dan Majapahit,maka bekas vasalnya berdiri sendiri dan yang kuat di antaranya berusaha mendesak kekuasaannya kepada bekas vasal lain yang lemah.kerajaan suzerein mengakibatkan suatu poliferasi kekuasaan untuk kemudian mengalami proses integrasi di bawah kekuasaan baru.Apa yang terjadi setelah Sriwijaya runtuh ialah timbulnya kerajaan-kerajaan kecil, mulai dari Pedir, Pasai, Taming, Siak, Rokan, Indragin,Jambi ,dan Malaka. Kemudian kedatangan bangsa Portugis sebagai orang ,Peranggi tidak dapat dipandang terlepas dari konteks perkembangan sistem dunia yang semakin meluas sebagai akibat ekspansi Barat sejak akhir abad ke-15 yang mana kedatangan portugis ini ke Nusantara mengakibatkan perlawaanan di berbagai Daerah di Indonesia pada masa itu.
Kerajaan Demak
Pendiri kerajaan Demak ialah
Raden Patah ,seorang putra Raja Majapahit dari istri Cina yang dihadiahkan
kepada Raja Palebang. Dengan pola umum historiografi babad di sini ditunjukan
adanya suatu kontinuitas dalam geneologi sehingga peralihan kekuasaan dengan
demikian dapat disahkan.Dalam tradisi lain seperti Sejarah Banten dan Hikayat
Hasanudin,genealogi juga dikembalikan kepada nenek moyang Cina dan penguasa
Palembang; sedangkan Tome Pires menyebut seseorang yang berasal dari Gresik.
Kalau nama-nama berbeda sekali, sebaiknya tempat asal tidak perlu saling
bertentangan .Kemungkinan ada daerah Cina dalam Dinasti Demak tidak
tertutup,lebih-lebih kalu diingat pada abad ke-16 ada penghuni di kota-kota
pelabuhan yang berasal dari Cina.berita dari abad ke-17 dan dari tradisi Jawa
Barat memperkuat soal keturunan Cina yang sudah memeluk agama islam serta
berasal dari Gresik.
Ekspansi Demak
Ekspansi Demak ke jawa
Barat dimulai dengan ekspedisi Syeh Nurullah atau kemudian dikenal sebagai
Sunan Gunungu jati ,yang berhasil berturut-turut mendirikan Kerajaan Cirebon
dan Banten. Bersamaan dengan ekspansi itu terjadilah proses islamisasi
daerah-daerah tersebut serta pengembangan kebudayaan jawa.Menurut Babad Pasir
,daerah Banyumas dan Bagelen masuk lingkungan pengaruh Demak setelah Senapati
Mangkabumi masuk islam,dan beberapa penguasa setempat,antara lain Carang Andul
dan Bintang Karya,dapat ditunjukkan oleh tentara Demak.
Bahwa keruntuhan Majapahit
dipandang sebagai akhirnya periode penting dalam sejarah ,Menurut tradisi
,tahun kejadian itu ialah menurut candrasengkala ,sirna hilang kertaning bumi
(1400 tahun jawa atau 1478 tahun Masehi).Kejadian ini diselimuti oleh mitos dan
legenda sehingga memerlukan interpretasi sendiri.Yang penting bagi pengetahuan
sejarah ialah bahwa peristiwa itu menurut tradisi telah di pergunakan sebagai
caesuur (garis pemisah) antara Zaman kuno dan Zaman baru dalam sejarah
indonesia.
Kerajaan Cirebon
Pendiri kerajaan Cirebon
ialah Sunan Gunung Jati.Dalam sumber sejarah Banten ialah namanya Faletehan
atau Tagaril.Menurut Pires ,ayah dari Pate Rodin Sr-lah yang mendirikan
pemungkiman di Ceribon.Pires mengetahui bahwa di daerah pesisir Jawa Tengah
tentara antara Cirebon dan Demak ada pelabuhan Losari ,Tegal
,Semarang,ketiganya mengekspor beras.Pada abad ke-16 ada hubungan ramai antara
Demak dengan kota-kota itu dan seterusnya pelabuhan-pelabuhan di Jawa Barat.
Bawasanya Cirebon pada abad ke-16 sudah mempunyai perdangangan ramai dan dan
hubungan erat dengan Malaka terbukti dari keterangan Pires yang menyebutkan
nama syahbandar koloni Cirebon di Upih Malaka,ialah Pate kadir .Dia sangat
terkemuka dan mempunyai hubungan baik dengan raja.
Kerajaan Banten
Padaa awal abad ke-16 di
Jawa Barat terdapat pusat kekuasaan yag berkedudukan di Pakuan atau seperti yang diberitakan oleh
Portugis ,Dayo ,sebagai ibu kota Kerajaan Pajajaran .hal ini di sebut dalam
Prasasti Sunda kuno dengan tahun 1355 Saka atau 1433 A.D Portugis menyebut
Sunda Kelapa sebagai pelabuhan yang penting karena mereka ekspor lada. Usaha
Demak dalam ekspansinya ke arah barat berupa pemukiman perintis yang dipimpin
oleh Nurullah .Peristiwa ini terjadi pada 1525
dan dapat dianggap sebagai pendiri Kerajaan Banten.Dari sinilah
dilakukan ekspedisi ke pedalaman dan pelauhan-pelabuhan lain,terutama ke Sunda
Kelapa.Kota ini berhasil ditaklukkan pada1527 .Peristiwa ini mengagalkan usaha
bangsa Portugis di bawah pimpinan Henri leme ,untuk mengadakan pejanjian dengan
Raja Sunda.Kemenangan Hasanudin ditandai
oleh pengantian nama Sunda Kelapa menjadi jayakarta.Dengan ditaklukkannya
jayakarta ,Banten memegang peranan lebih penting serta dapat menarik
perdangangan lada ke pelabuhannya. Meniggalnya Hasanudin yaitu 1570, Maulana
Yusuf yang menggantikan meneruskan
politik ekspansinya.
Peranan Para Sufi dalam Islamisasi
Suatu faktor yang turut
mendorong proses islamisasi di indonesia ialah aliran sifisme atau mistik yang
melembagakan dalam tarekat-tarekat serta kesusaastraan suluk di jawa. Beberapa
wali, antara lain Sunan Bonang ,Sunan penggung, dan Syeh Siti Jenar ,mencampur
antara ajaran islam dengan mistik sehingga timbul suatu sinkretisme. Mereka
bersedia memakai unsur-unsur kultur pra-islam dalam menyebarkan agama
islam.Ajaran jawa dipertahankan sedang tokoh-tokoh diberi nama islam ,seperti
halnya Bimasuci yang disadur menjadi Hikayat Syeh Maghribi .Lewat kesustraan
suluk dengan mudah diadakan penyesuian tentang konsep dan gambaran mengenai
hidup yang telah berakal dalam kebudayaan pra-islam.Kalau pada tahap awal
proses islamisasi agama islam adalah fenomena kota,kemudian lewat sufisme dan
tarekatnya penyebaran meliputi daerah pendesaan juga.
Dalam banyak silsilah tarekat Syatariah terdapat nama Abdurrauf dari
Singkel ,sebagai salah seorang pemukanya ,kemudian termaktublah Abdulmuhyil
dari Sukapura sebagai mata rantai pertama di jawa. Bahwa aceh sebagai pusat
perdangan yang kemudian diperkuat perananya oleh kekuasaan politik menjadi
pusat penyebaran agama islam.Proses ini terutama terbatas di daerah,sedangkan
daerah pedalaman(Batak Tapanuli –Minangkaba) baru menyusul kemudia.Penyebaran
agama islam ke indonesia Timur juga melalui hubugan perdangangan ,untuk daerah
Maluku khususnya ialah melalui hubungan dengan jawa.Gresik dengan Sunan Giri
nya rupanya merupukan pusat penyebaran itu.Sejak abad ke-15 Sulawesi Selatan
diislamkan oleh Dato ri Bandung dari Minangkabau.
Kedatangan Bangsa Portugis dan Perlawanan Terhadap
Kedatangan bangsa
Portugis sebagai orang ,Peranggi tidak dapat dipandang terlepas dari konteks
perkembangan sistem dunia yang semakin meluas sebagai akibat ekspansi Barat sejak akhir abad ke-15
.Hubungan ekonomis dan politik bangsa Barat ,khususnya bangsa Portugis, dengan
bangsa-bangsa Timur Tengah tidak terlepas pula dari dampak perang Salib.Kalau
dipandang dari sudut penglihatan itu bangsa Barat dengan sikap religiusnya
dalam Abad Pertengahan melihat setiap orang Moor sebagai musuhnya maka harus
diperanginya (Moor adalah sebutan kaum bagi kaum muslimin,terutama dari Timur
Tengah dan Afrika Utara).
Persaingan
perdangangan akan mempertajam konflik. Konfrontasi itu diperhebat pula oleh
usaha Kristenisasi yang dilakukan oleh misionaris yang mengikuti ekspedisi
Portugis.
Hubungan antara Raja-raja di
Nusantara dengan bangsa Portugis ditandai pada umumnya oleh sikap bermusuhan ,
ada faktor-faktor yang menyebabkan hubungan persahabatan antara lain;
1) aliansi
dengan raja-raja yang masuk
islam,seperti Raja Sunda (1522) dan Raja Panuraka serta Raja Minagkabau.
2) dalam
perebutan hegemoni diantara kerajaan-kerajaan Melayu ada salah satu pihak yang
mencari hungan dengan bangsa Portugis;
3) kedatangan
bangsa Barat lainya juga mendorong hubungan bersahabat dengan bangsa Portugis.
Politik bersahabat Portugis dengan Pasai ,antara lain karena hasil ladanya ,menyebabkan keterlibatanya dalam perebutan kekuasaan pada 1521.Zainal ,seorang yang berhak atas takhta Pasai,telah diusir oleh pamannya ,Raja Aru. untuk merebut takhta itu Zainal mencari bantuam Sultan Mahmud dan sementara itu tetap bersahabat dengan Portugis .Seorang calon lain ialah Putra raja. Akhirnya Portugis terpaksa memihak dan membantu yang terakhir karena hendak membalas jasa ayah calon sewaktu (1514) membantu Portugis dalam menghadapi lawanya. Dalam pertikaian berikut Portugis berhasil mengusir semua lawanya dalam mendudukkan purta raja tersebut di takhta. Konsensi yang diperoleh iaiah;
a.
Mendirikan benteng di Tepi Sungai Pasai
b.
Hak dagang lada.
Perlawanan Terhadap Bangsa Portugis di Maluku
Pada akhir 1512 Albuquerque mengirim
ekspedisi ke daerah Maluku dan seanteronya ,antara lain kepulauaan Aru,Ambon,dan
Banda.Ekspedisi kedua menuju ke Ternate dan Tidore, dimana orang-orang portugis
diterima oleh para sultan dengan ramah.
Diantara kerajaan dimaluku yang menonjol ialah ternate, tidore, jilolo, dan bacan. Hubungan antara kerajaan-kerajaan itu sejak kuno ada polarisasi yaitu kelompok ulilima dan ulisiwa. Yang pertama ada dibawah ternate, sedangkan yang kedua dibawah tidore. Kecuali ada faktor agama yang turut menentukan corak hubungan dengan portugis, ialah bahwa sejak abad-15 ternate sudah menjadi kerajaan islam. Sedangkan tidore dengan ulisiwanya tidak masuk islam, suatu keadaan yang sering mempertajam konflik, karna rivalitas itu maka sejak semula terdapat keteganggan. Bangsa spanyol diterima dengan baik dengan sultan oleh sultan almansyur, terutama karna merasa dikemudikan oleh portugis yang terlebih dahulu singgah diternate. Bahwa kehadiran bangsa spanyol ditidore diprotes oleh portugis karena merupakan pelanggaran perjanjian tordesilas pada 1494.
Pertikaian antara bangsa spanyol dan portugis sungguh memperlemah salah satu ilustrasi seperti perebutan benteng yang dibangun bangsa spanyol pada 1527 di tidore merupakan contoh dari situasi konflik yang kronis. Campur tangan portugis dalam soal-soal intern kerajaan membawa mereka terlibat dalam pertikaian politik antar kerajaan, pada umumnya lebih merugikan dari pada menguntungkan. Lagipula kecurigaan dan kebencian rakyat pada bangsa Portugis semakin menjadi jadi.
Pada 1530 terungkaplah komplotan untuk membinasakan bangsa Portugis. Janda sultan bangjullah dan taruwes. Keduanya bekerja sama untuk menumpas bangsa Portugis, setelah taruwas tertangkap, permaisuri sultan tersebut melarikan diri ke tidore. Hal ini menyebabkan raja ternate tidak puas. Pada tanggal 27 mei 1531 para pemberontak melancarkan pembunuhan serangan dan membunuh panglima portugis. Kemudian ayahlo dibebaskan, tetapi rakyat menghendaki sodara lelakinya tabur raja bahwasanya ayahlo mempunyai dukungan penuh dari rakyat terbukti dari pemberontakan 1534 yang dilakukan oleh rakyat ternate dibawah pimpinannya.pemberontakan itu dimulai raja maluku, dianataranya araha bacan yang manjadi salah satu pelopornya. Pada akhir 1536 datanglah galvao yang berhasil memadamkan pemberontakan dan pemulihan ketertiban salah satu politik yang diajukan ialah bahwa orang orang portugis dan pribumi secara bebas dapat meninggalkan benteng asal dapat imbalan pembunuhan ayahnya. Sebelum 1576 ternate ditinggalkan portugis.
Diantara kerajaan dimaluku yang menonjol ialah ternate, tidore, jilolo, dan bacan. Hubungan antara kerajaan-kerajaan itu sejak kuno ada polarisasi yaitu kelompok ulilima dan ulisiwa. Yang pertama ada dibawah ternate, sedangkan yang kedua dibawah tidore. Kecuali ada faktor agama yang turut menentukan corak hubungan dengan portugis, ialah bahwa sejak abad-15 ternate sudah menjadi kerajaan islam. Sedangkan tidore dengan ulisiwanya tidak masuk islam, suatu keadaan yang sering mempertajam konflik, karna rivalitas itu maka sejak semula terdapat keteganggan. Bangsa spanyol diterima dengan baik dengan sultan oleh sultan almansyur, terutama karna merasa dikemudikan oleh portugis yang terlebih dahulu singgah diternate. Bahwa kehadiran bangsa spanyol ditidore diprotes oleh portugis karena merupakan pelanggaran perjanjian tordesilas pada 1494.
Pertikaian antara bangsa spanyol dan portugis sungguh memperlemah salah satu ilustrasi seperti perebutan benteng yang dibangun bangsa spanyol pada 1527 di tidore merupakan contoh dari situasi konflik yang kronis. Campur tangan portugis dalam soal-soal intern kerajaan membawa mereka terlibat dalam pertikaian politik antar kerajaan, pada umumnya lebih merugikan dari pada menguntungkan. Lagipula kecurigaan dan kebencian rakyat pada bangsa Portugis semakin menjadi jadi.
Pada 1530 terungkaplah komplotan untuk membinasakan bangsa Portugis. Janda sultan bangjullah dan taruwes. Keduanya bekerja sama untuk menumpas bangsa Portugis, setelah taruwas tertangkap, permaisuri sultan tersebut melarikan diri ke tidore. Hal ini menyebabkan raja ternate tidak puas. Pada tanggal 27 mei 1531 para pemberontak melancarkan pembunuhan serangan dan membunuh panglima portugis. Kemudian ayahlo dibebaskan, tetapi rakyat menghendaki sodara lelakinya tabur raja bahwasanya ayahlo mempunyai dukungan penuh dari rakyat terbukti dari pemberontakan 1534 yang dilakukan oleh rakyat ternate dibawah pimpinannya.pemberontakan itu dimulai raja maluku, dianataranya araha bacan yang manjadi salah satu pelopornya. Pada akhir 1536 datanglah galvao yang berhasil memadamkan pemberontakan dan pemulihan ketertiban salah satu politik yang diajukan ialah bahwa orang orang portugis dan pribumi secara bebas dapat meninggalkan benteng asal dapat imbalan pembunuhan ayahnya. Sebelum 1576 ternate ditinggalkan portugis.
Struktur Kekuasaan
Abad
ke-16 menyasikan munculnya kerajaan-kerajaan baru di medan sejarah terutama di
jawa,sedangkan di Sumatra ada beberapa diantaranya yang telah mengalami
perkembangan dalam abad ke-15 ataupun ke-14.Sebagian besar kerajaan-kerajaan
itu lazim di sebut sebagai kerajaan islam,sedangkan beberapa daerah pedalaman
masih bersifat Hindu.Perkembangan kerajaan islam di daerah Maluku ,Sulawesi
Selatan .Sementara itu ,masih terdapat kerajaan-kerajaan yang bereksistensi
terus dengan meemakai sistem tradisional pra-islam.
Pada periode di atas,proses
prollifrasi telah berjalan sekitar satu abad lebih di wilayah sekitar Malaka
dan kira-kira setengah abad di Jawa,wilayah kerajaan pada umumnya terbatas ,
seperti Pasai,Siak, Gresik, Tuban,dan Demak. Di samping itu banyak terdapat
kerajaan Tribal yang lebih terbatas lagi. justru dalam abad ke-16
berlangsunglah proses konsentrasi kekuatan dengan perjuangan kekuatan.seperti
perebutan hegemoni menjadi komplek sifatnya
terlibatnya Portugis Ajaran dalam Serat Sewaka yang mengatakan bahwa
segala sesuatu perlu di terima dari raja sebagai restu.Serat Surya Ngalam
mencantumkan kewajiban raja tanpa menerima panggilan dapat dikenakan Hukuman
mati. Dalam konsepsi jawa tentang raja seperti termuat dalam Serat Manu,Raja
adalah makhluk yang lebih tinggi dari pada rakyat, bahkan di anggap sebagai
Dewa berwujud manusia; kehendaknya menciptakan adat atau hukum ,namun apabila
Raja melalaikan kewajibannya namanya akan jatuh di mata rakyat, bahkan dapat
juga di turunkan dari Tahta.
Suatu unsur dari prinsip kerajaan
yang berakar pada tradisi Kuno ialah Wahyu atau Pulung, yang lazim digambarkan
sebagai segumpal sinar yang turun pada orang yang menerimanya. Di dalam
kepercayaan rakyat yang hidup sejak Zaman Ken Arok dan Penembahanyai senopati, penerima
Pulung mendapat legistimitas untuk menjalankan kekuasaan serta kepemimpinanya. Otoritasnya
bersifat karismatis seperti apa yang tercantum pada konsep kekuasaan pada Max
Weber. Selama pulung ada di keraton, para raja berhak menjalankan
pemerintahannya dan menduduki takhta kerajaan.
Geneologi Kerajaan Melayu ,Seperti
Siak,Palembang ,Palalawan, Aceh, Sungai Raja, Palwa Besar, Pontianak, Kubu, dihubungkan
dengan negeri Arab sebagai asal nenek moyang. Dinasti Siak dan Palalawan
berasal dari keluarga Hadramaut bin Syihab, sedangkan dinasti Pontianak dan
Kubu berasal dari keluarga Al Kadri dan Al Aidrus, kesemuanya keturunan Husain.
di Siak keluarga itu naik tahta pada 1791, di Palalawa pada 1811, di
pontianak pada 1771, di Kubu pada 1769.
Disulawesi Selatan, geneologi kerajaan-kerajaan Goa, Bone, Ternate, dan Soppeng
kembali pada raja pertama turun dari langit sebagai Tomenurung dan oleh rakyat
dianggap sebagai rajanya.
Kekuasaan Rohani Dan Kekuasaan Duniawi
Di dalam sistem politik Kebudayaan
Melayu–Polinesia atau dari masa pra-Hindu–Jawa kekuasaan tertinggi sering
bersifat dualistis, atau merupakan dwituggal antara unsur duniawi dan unsur
rohani. Di Timur pada suku Atoni di kenal perwujudan dualisme itu dengan adanya
dua raja;yang seorang mempunyai kekuasaan duniawi dan yang lain kekuasaan
rohani .Di mataram setiap raja diaggap berpermaisurikan Nyai Lara Kidul, dewi
dari Lautan Selatan suatu mitos yang berfungsi untuk melegitimasikan otoritas
raja Mataram. Pada Zaman Hindu –jawa, dengan kultus dewaraja, raja lingga. Sejak
islamisasi para raja tidak hanya memakai gelar sultan (1613), tetapi juga menguatkan
dirinya sebagai Khalifah, jadi sebagai pengusaha kaum muslimin dan muslimat. Untuk
Surakarta dan Yokyakarta masih ada tambahan gelar Panatagama atau pengatur
agama. Raja-raja Melayu sering memakai gelar Syah, seperti gelar-gelar raja
Parsi. Dari gelar tesebut bahwa baik kekuasaan duniawi maupun rohani di cakup
dalam tangan raja. Gelar Sunan sebagai singkatan dari Susuhunan dari para wali
kemudian juga disandang oleh raja-raja Mataram, Surakarta, Palembang dan Kutai.
Pada umumnya di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi selatan, Ternate, Sumba, dan
Banten, gelar Sultan-lah yang dipakai para raja.Beberapa diantaranya juga
memakai gelar Khalifatullah Seperti
Sultan Tidore, Kutai, Pasir.
Lambang-Lambang Kekuasaan
Setiap raja memiliki
sejumlah benda-benda yang dianggap sakral atau keramat yang melambangkan
kebesaran dan kekuasaan raja. Di Melayu disebut alat Kerajaan atau Kebesaran. Di jawa Upacara; di Makassar kalompuang atau anjang. Sebagai pusaka selalu
dipandang keramat, mempunyai asal usul kuno, bahkan sering ada kepercayaan
bahwa pusaka itu turun dari surga. Pasukan dianggap penuh kekuatan magis yang
dapat mempengaruhi keadaan kosmos, dapat mengembalikan keseimbangannya dengan
menolak pelbagai bahaya, seperti wabah, bencana alam atau gejolak masyarakat. Pusaka
diwariskan secara turun- temurun.Di Sulawesi Selatan ada Kepercayaan, bahwa
pusaka, ialah gaukang atau pencipta kerajaan. Raja adalah penjagannya dan harus
seorang keturunan dari pemiliknya yang mewarisinya.
Pada hakikatnya pemilikan pusaka memberi
kekuasaan kepada raja seperti Di Kerajaan Jambi pusakanya berupa keris dan
pucuk tombak, di indragiri payung dan gendang nobat, atau genderang tembaga,di
Sanggaukeris pedang dan gong, Di Kotaringin pedang kipas, dua buah singgasana,
dan tombak yang konon berasal dari Majapahit.
Hirarki Dalam Kerajaan
Raja yang berkedudukan sebagai penguasa
tertinggi (wisesa) dibantu oleh seorang (mahal) mantri atau patih. Bersama
dengan panglima, bendahara, dan muhiibir mereka berempat merupakan empat tiang
yang mendukung raja. Di Kejawen patih dibantu oleh bupati-bupati Nayaka. Mereka
lazimnya juga merupakan suat dewan penasehat raja, Di Kerajaan Melayu dewan
itu disebut Rapat atau Kerapatan yang
terdiri atas mantri raja, orang besar dalam, ialah pembesar-pembesar kerajaan
dan orang kaya. panglima adalah, pemimpin angkatan perang, bendahara mengurus
perbendaharaan kerajaan, Muhibir adalah
penyiar segala peraturan kerajaan.
Atoni
Di dalam wilayah Liurai-Sombal
terdapat beberapa kerajaan ,satu di sebelah timur dengan penguasa beserta
antipole lelakinya,kolonel disebelah barat seorang penguasa beserta dua usif yang bertempat di pusat.Di tinggkat
lebih bawah terdapat susunan yang sama sampai pada tigkat desa.Setinggkat
dengan usif ada amaf naek yang mempunyai fungsi dan kedudukan hampir sama.
Merekalah yang bertugas benjalankan pemerintah eksekutif .Di tingkat bawah dari
mereka terdapat banyak pejabat yang menjalin hubungan antara pusat dan pihak
luar.Para kepala desa juga termasuk amaf
sebagai lapisan ketiga. dibawahnya terdapat rakyat kebayakan.
Ternate –Tidore
Sultan di bantu oleh goyu (di
ternate) atau joyu (di Tidore). Beberapa pejabat tinggi atau orang besar
lainnya yang membantu ialah utusan yang mewakili raja keluar. Kapitan laut
sebagai panglima angkatan lautnya, para hukum sebagai kepala kampung yang
tertinggi, sekretaris sebagai penulis sultan. Di samping itu ada raja-raja yang
berkedudukan sebagai vasal sultan .Di tingkat daerah sangaji menjabat kepala negeri
9 (negeri) atau distrik, di tingkat subdistrik jogoyu (Ternate) adalah kepala
wilayahnya, sedangkan di tingkat paling bawah ada kepala kampung.
Banjarmasin
Langsung di bawah raja, mangkubumi-lah
yang berwenang menjalankan pemerintahan. Dia didampingi oleh seorang pangiwa dan seorang panengen, Kemudian dibawahnya ada 4 jaksa yang bertugas mengadili, khususnya memungut denda dan
menyita. Dibawah mereka ada 4 mantri sikap atau mantri kerajaan. Mereka
masing-masing memerintah 100 pengawai. Untuk pengadilan, agama diangkatlah
penghulu yang bertugas menjalankan hukum agama. Para pemimpin suku yang
ditaklukkan di perintah oleh mangkabumi, sebutan mereka ialah lelawangan. Kemudian sebutan ini dipakai
oleh kepala distrik. Di lingkungan keraton masih terdapat banyak pengawal atau
petugas, antara lain;
1) Lima
puluh orang sarawisa (atau sarawasa ;sarabuana) di pimpinan sarabraja bertugas menjaga keraton dari
panggangan;
2) Lima
puluh orang manung di bawah raksayuda
bertugas menjaga istana di bangsal;
3) Empat
puluh orang menagarsari di bawah sarayuda bertugas mengawal raja;
4) Empat
puluh orang singabana atau pariwala,di bawah singataka dan singapati ,bertugas
Sebagai polisi;
5) Empat
puluh orang sarageni di bawah sarageni di bawah sarapida ,bertugas menjaga alat
Senjata.
6) Empat
puluh orang tuha baru dibawah puspawana ,bertugas mengawal raja bila sedang
Berburu;
7) Lima
puluh orang pengadapan antara amarakan di bawah rasajiwa melakukan aneka ragam
Mataram –Surakarta –Yongyakarta
Raja dibantu oleh patih sebagai
wadana (kepala) golongan kepatihan atau pengawai pamong praja, sedang untuk
mengurusi keagamaan dibantu oleh penghulu gede atau wadana kaum atau wadana
mutihan atau golongan pangulon. Gologan prajuritan di pimpin oleh seorang
bupati, adakalanya oleh seorang pangeran. Di lingkungan keraton ada delapan bupati nayaka, mereka merupakan semacam
dewan kerajaan yang memberikan nasihat kepada raja. Bupati nayaka terdiri atas
dua golongan, ialah bupati jero dan bupati jaba. Pangkat bupati terdiri atas
bupati keparak kiwa, bupati keparak tengen, bupati gedong kiwa, dan bupati
gedong tengen .Keempat bupati jaba ialah bupati gede, bupati sewu, bupati
panumping, dan bupati bumi.
Golongan
petugas yang diserahi pengawasan raja diserahi pengawalan raja disebut keparak,
dan golongan yang bertugas mengantar surat dan melakukan pekerjaan di kantoran
disebut gandek. Kedua golongan ini masing-masing dipimpin oleh dua orang
kliwon.
Masa Transmisi dan Integrasi
Abad ke-16 muncullah pusat-pusat
kekuasaan yang tidak hanya mampu melawan serta mengelakkan penetrasi pengaruh
portugis dan bangsa Eropa lainnya, tetapi juga berhasil memperluas wilayah atau
suasana pengaruhnya dengan mengintegrasikan daerah-daerah politik di
sekitarnya, dan dengan demikian meletakkan dasar bagi kerajaan-kerajaan besar
seperti Aceh, Mataram, Makassar dan Ternate. Kerajaan inilah yang melakukan
dominasi di wilayah sekitarnya secara gigih menghapi penetrasi belanda dalam
abad ke-17.
Ternate
Setelah sultan Hairun terbunuh di
dalam benteng Portugis atas perintah Mesquita, Baabullah Daud Syah naik tahta
sebagai Sultan IV. Selama pemerintahannya kerajaan berekspansi dan mencapai
batas-batas di utara sampai Mindanao, di selatan sampai Bima, di timur sampai
barat, dan di sebelah barat sampai Makassar. Rupanya semua daerah tersebut
mengakui suzereinitas Ternate. Setelah menaklukan Banggai, tebungku, dan Buru
ekspansi Baabullah terbentur pada kekuasaan Makassar, maka dibuatlah perjanjian
persahabatan dengan Goa dan Salayar.
Sulawesi Selatan
Goa-Bone-Luwu-Wajo-Soppeng-Tallo
Asal
mula masyarakan Sulawesi Selatan menurut I La Galigo kembali kedunia mitilogi.
Atas persetujuan dewa-dewa, dewa patotu pengurus putranya, Batara Guro Bum di
mana ia berjumpa dengan We Niyilimo, seorang putri dari dewa dunia bawah yang
muncul dari laut. Mereka kawin dan keturunannya di Luwu.
Pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 Datu Luwu, Raja Dewa, menjalankan politik persekutuan dengan Wajo. Untuk memperkuat kedudukan Wajo beberapa daerah di serahkan, antara lain Larompong, Malluse dan Selo. Di dalam tradisi persekutuan itu disebut sebagai hubungan antara saudara tua dan saudara muda dan demikian di nyatakan bahwa status Luwu lebih tinggi dari Wajo. pengaruh Wajo semakin besar terutama karena perdangangan maju serta hubungan dengan dunia luar semakin luas. Sindenreng sebagai tempat strategis menjadi sasaran serangan Luwu, dua kali dapat dielakkan, tetapi Sindenreng terpaksa menyerah dalam serangan ketika Luwu menyerang dari laut dan Wajo membantu dari daratan. Satu tahun kemudian Luwu menyerang Bone disebabkan oleh sesuatu.
Kerajaan Bone berkembang dari gabungan tujuh unit politik inti, ialah ujung, Tibojong, Ta, tanate Riattang, Tanate Riawang, Ponceng, dan Macege. Setiap unit di pimpin oleh seorang Matoa atau Daeng kalula. Mereka menjadi dewan yang disebut Matoa pitu kemudian juga disebut Aruppitu.
Pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 Datu Luwu, Raja Dewa, menjalankan politik persekutuan dengan Wajo. Untuk memperkuat kedudukan Wajo beberapa daerah di serahkan, antara lain Larompong, Malluse dan Selo. Di dalam tradisi persekutuan itu disebut sebagai hubungan antara saudara tua dan saudara muda dan demikian di nyatakan bahwa status Luwu lebih tinggi dari Wajo. pengaruh Wajo semakin besar terutama karena perdangangan maju serta hubungan dengan dunia luar semakin luas. Sindenreng sebagai tempat strategis menjadi sasaran serangan Luwu, dua kali dapat dielakkan, tetapi Sindenreng terpaksa menyerah dalam serangan ketika Luwu menyerang dari laut dan Wajo membantu dari daratan. Satu tahun kemudian Luwu menyerang Bone disebabkan oleh sesuatu.
Kerajaan Bone berkembang dari gabungan tujuh unit politik inti, ialah ujung, Tibojong, Ta, tanate Riattang, Tanate Riawang, Ponceng, dan Macege. Setiap unit di pimpin oleh seorang Matoa atau Daeng kalula. Mereka menjadi dewan yang disebut Matoa pitu kemudian juga disebut Aruppitu.
Seperti halnya dengan Bone, Goa
semula terdiri atas sembilan unit politik, bernama Salapang, yaitu Tombol, Lakiung,
Parang-parang, Data, Agangjene, Saumata, Bisse, sero,dan Kalli. Dalam menjalankan
ekspansi, Goa dapat menaklukkan Siang, Kemudian dibawah pemerintah Tunipalang
(1546-1565) ditundukkan Bone.
Kawasan Selat Malaka
Percaturan politik dikawsan ini merupakan perjuangan segitiga : aceh johor-portugis dimalaka. Oleh karena portugis mengutanakan perdagangan dan tidak bertujuan merebut hegemoni politik dikawasan itu, maka perjuangan politik disana pada bagian kedua abad ke-16 menjurus ke-suatu polarisasi pula yaitu antara aceh dan johor.
Pada 1564 sultan alauddin Al-Kahar (Kahar 1537-1568) mengadakan penyerbuan kejohor. Sultan dan keluarganya ditangkap dan dibawa ke aceh. Di aru kemudian ditakhtakanya putranya, sultan abdullah. Empat tahun kemudian (1568) dilancarkan serangan terhadap malaka, dalam serangan itu sultan abdullah gugur.
Sepeninggalan Sulatan Alaiddin pada 1568 timbulah perang perebutan takhta dimana sultan mugal dari priaman meninggal. Akhirnya sultan husain menggantikanya dan kemudian naik tahta sebagai Sultan Ali Rakyat Syah (1568-1575).
Dalam pemerintahanya diteruskan serangan-serangan terhadap malaka, yaitu pada 1573. Sultan Ali Rakyat Syah meninggal pada tahun itu juga dan diganti oleh sultan muda, seorang bayi dan sepeninggalanya sultan priaman, ialah Sultan Sri Alam-lah yang naik tahta di aceh.
Serangan terhadap malaka yang direncanakn oleh sultan mansur syah urung karena dia dibunuh oleh seorang budak, Mara ratisa. Menurut kronik Melayu yang bertakha ialah sultan Mahkota buyung alias sultan alaudin rakyat syah yang memerintah hanya tiga tahun setelah mati terbunuh pada 1588. Dia kemudian digantikan oleh sultan ali rakyat syah, putra dari Firman syah (1588-1604).
Dengan meninggalnya sultan treggana pada 1546 pecahlah perang perebutan tahta kerajaan . muncullah ratu kalinyamat. Menurut tradisi seorang putri dari sultan trenggana, sebagai penguasa di jepara. Dalam pemerintahannya perdagangan berkembang baik, cukup kuat angakatan lautnya untuk melakukan serangan terhadap malaka pada 1551-1574. Di samping itu ratu dapat menjalankan politik persahabatan dengan kerajaan pedalaman sehingga dapat memilih ketentraman.
Demak adalah penggerak diaspora jawa ke jawa barat dan merintis pemukiman di cirebon dan kemudian banten, maka pengaruh politik dengan dukungan hubungan keluarga di kawasan itu kuat. Menjelang akhir abad ke-16 pengaruh itu berkurang sekali terbukti dari kegagalan campur tangan demak/jepara untuk menentukan pengganti maulana yusup di banten sepeninggalnya pada 1580.
Penggeseran pusat kekuasaan di pedalaman jawa tengahlah yang sebenarnya menjadi sebab keruntuhan demak di jepara sebagai pusat kekuasaan. Ekspansi dari mataram tidak dapat di tahan, satu persatu karajaan-kerajaan pesisir sejak akhir abad ke-16 di taklukan oleh mataram.
Antara periode kerajaan demak-jepara dan periode kerajaan mataram ada perkembangan kerajaan pengging dan kemudian panjang. Selama kerajaan-kerajaan pesisir ada pada puncak perkembangannya sesungguhnya para penguasa lokal, kiai ageng atau penembahan, meskipun mengakui suzereinitas demak, tetapi masih tetap berkuasa penuh di wilayahnya. Pada zaman majapahit merupakan provinsi tidak hanya kesuburannya tetapi juga letaknya yang strategis, yaitu hubungannya lewat begawan solo ke jawa tumur dan pesisir utara yang bak.
Pengaruh-pengaruh
besar yang sangat menekan perkembangan sejarah Indonesia pada umumnya, dan
sejarah di jawa khususnya yaitu:
1. Kekuasaan
dan sistem politik di dasarkan atas daerah agraris.
2. Peranan
daerah pesisir dalam perdagangan dan pelayaran mundur, dan dengan demikianjuga peranan pedagang dan pelayar jawa.
3. Menimbulkan
pergeseran pusat-pusat perdagangan abad ke-17 dengan segala akibatnya.
Pendiri kerajaan Demak ialah Raden Patah ,seorang putra Raja Majapahit dari istri Cina yang dihadiahkan kepada Raja Palebang. Dengan pola umum historiografi babad di sini ditunjukan adanya suatu kontinuitas dalam geneologi sehingga peralihan kekuasaan dengan demikian dapat disahkan. Ekspansi Demak ke jawa Barat dimulai dengan ekspedisi Syeh Nurullah atau kemudian dikenal sebagai Sunan Gunungu jati ,yang berhasil berturut-turut mendirikan Kerajaan Cirebon dan Banten. Bersamaan dengan ekspansi itu terjadilah proses islamisasi daerah-daerah tersebut serta pengembangan kebudayaan jawa.Menurut Babad Pasir ,daerah Banyumas dan Bagelen masuk lingkungan pengaruh Demak setelah Senapati Mangkabumi masuk islam,dan beberapa penguasa setempat,antara lain Carang Andul dan Bintang Karya,dapat ditunjukkan oleh tentara Demak. Kemudian ada karajaan Cirebon yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati.Dalam sumber sejarah Banten ialah namanya Faletehan atau Tagaril.Menurut Pires ,ayah dari Pate Rodin Sr-lah yang mendirikan pemungkiman di Ceribon. Usaha Demak dalam ekspansinya ke arah barat berupa pemukiman perintis yang dipimpin oleh Nurullah .Peristiwa ini terjadi pada 1525 dan dapat dianggap sebagai pendiri Kerajaan Banten.Dari sinilah dilakukan ekspedisi ke pedalaman dan pelauhan-pelabuhan lain,terutama ke Sunda Kelapa.Kota ini berhasil ditaklukkan pada1527. Suatu faktor yang turut mendorong proses islamisasi di indonesia ialah aliran sifisme atau mistik yang melembagakan dalam tarekat-tarekat serta kesusaastraan suluk di jawa. Beberapa wali, antara lain Sunan Bonang ,Sunan penggung, dan Syeh Siti Jenar ,mencampur antara ajaran islam dengan mistik sehingga timbul suatu sinkretisme.
Hubungan ekonomis dan politik bangsa Barat ,khususnya bangsa Portugis, dengan bangsa-bangsa Timur Tengah tidak terlepas pula dari dampak perang Salib.Kalau dipandang dari sudut penglihatan itu bangsa Barat dengan sikap religiusnya dalam Abad Pertengahan melihat setiap orang Moor sebagai musuhnya maka harus diperanginya. Kedatangan bangsa Portugis sebagai orang ,Peranggi tidak dapat dipandang terlepas dari konteks perkembangan sistem dunia yang semakin meluas sebagai akibat ekspansi Barat sejak akhir abad ke-15 . Pada 1530 terungkaplah komplotan untuk membinasakan bangsa Portugis. Janda sultan bangjullah dan taruwes. Keduanya bekerja sama untuk menumpas bangsa Portugis, setelah taruwas tertangkap, permaisuri sultan tersebut melarikan diri ke tidore. Pada tanggal 27 mei 1531 para pemberontak melancarkan pembunuhan serangan dan membunuh panglima portugis. Kemudian ayahlo dibebaskan, tetapi rakyat menghendaki sodara lelakinya tabur raja bahwasanya ayahlo mempunyai dukungan penuh dari rakyat terbukti dari pemberontakan 1534 yang dilakukan oleh rakyat ternate dibawah pimpinannya.pemberontakan itu dimulai raja maluku, dianataranya araha bacan yang manjadi salah satu pelopornya. Geneologi Kerajaan Melayu ,Seperti Siak,Palembang ,Palalawan, Aceh, Sungai Raja, Palwa Besar, Pontianak, Kubu, dihubungkan dengan negeri Arab sebagai asal nenek moyang. Percaturan politik dikawsan ini merupakan perjuangan segitiga : aceh johor-portugis dimalaka. Oleh karena portugis mengutanakan perdagangan dan tidak bertujuan merebut hegemoni politik dikawasan itu, maka perjuangan politik disana pada bagian kedua abad ke-16 menjurus ke-suatu polarisasi pula yaitu antara aceh dan johor.
Pada 1564 sultan alauddin Al-Kahar (Kahar 1537-1568) mengadakan penyerbuan kejohor. Sultan dan keluarganya ditangkap dan dibawa ke aceh. Di aru kemudian ditakhtakanya putranya, sultan abdullah. Empat tahun kemudian (1568) dilancarkan serangan terhadap malaka, dalam serangan itu sultan abdullah gugur.
Sepeninggalan Sulatan Alaiddin pada 1568 timbulah perang perebutan takhta dimana sultan mugal dari priaman meninggal. Akhirnya sultan husain menggantikanya dan kemudian naik tahta sebagai Sultan Ali Rakyat Syah (1568-1575).
Komentar
Posting Komentar