Olahraga Baru di Jepang , Campurkan Legenda Kuno dan Teknologi Masa Depan

Tidak seperti di indonesia, terobosan dan inovasi memang tengah gencar-gencarnya dikembangkan oleh hampir semua negara di Bumi tak terkecuali Jepang. Namun bukan berarti budaya dan legenda kuno ditinggalkan, oleh karena itu sekelompok orang asal Jepang membuat inovasi yang mencampurkan legenda kuno Jepang dengan teknologi masa depan yang mereka kembangkan.

Saat ini banyak cabang olahraga yang mendapatkan bantuan teknologi, salah satu adalah cabang sepak bola yang akan mendapatkan bantuan teknologi video dalam menunjang keputusan wasit. Walau hal ini dinilai sebagian pihak mengusik keindahan sepak bola itu. Kembali ke Jepang, sekelompok orang asal Jepang ini tengah mengembangkan jenis olah raga baru serta inovasi teknologi untuk menunjang jenis olah raga terbaru tersebut.
Komunitas Olahraga Manusia Super asal Tokyo ini terdiri dari peneliti dan desainer game, telah menciptakan dan memiliki hak cipta atas 12 jenis olah raga baru sejak kelompok ini diresmikan pada tahun 2015, salah satunya adalah HADO (wave motion).
Didalam HADO, para pemain menggunakan helm dengan tampilan augmented-reality dan gelang sensor untuk menghindari gelombang selayaknya mereka menembakkan bola energi. Ya, permainan ini mirip dengan gerakan pada seri Dragon Ball dan game Street Fighther.
Ada juga game berteknologi rendah seperti Rock Hand Battle, dimana setiap pemainnya mengenakan lengan berukuran raksasa dan menggunakan lengan tersebut untuk menyingkirkan batuan kecil yang berada pada lengan milik lawan.
Noriya Kazami (25 tahun) merupakan seorang mangaka dan penemu dari Rock Hand Battle, ia mengatakan bahwa dirinya mengambil inspirasi dari legenda Mitsuishi (Three Rocks) dan Demon Handprint.
Dirinya juga menciptakan serial manga berdasarkan legenda tersebut, dimana sesosok setan diikatkan ke sebuah batu agar berhenti menyiksa penduduk setempat. Sosok setan tersebut meninggalkan sebuah jejak tangan pada sebuah batu yang akhirnya disebut sebagai rock hand.
Selain permainan HADO tersebut, masih ada olah raga jenis lain dan testimonial para pemain olah raga jenis baru ini.
  • BUBBLE-WRAPPED SUMO
Ryoichi Ando (27 tahun), seorang peneliti virtual-reality dan penemu dari Bubble Jumper mengatakan bahwa ia merasa saat dirinya mengenakan sejenis augemented body suit yang ditemukan dari sebuah film sci-fi dapat menambahkan kekuatan pemakainya.
Didalam Bubble Jumper, pemain menggenakan pelindung berupa gelembung dan saling menabrakkan diri seperti pegulat Sumo.
  • TOKYO DRIFT
“Teknologi dapat meningkatkan dan menambahkan kemampuan manusia,” ujar Isao Uebayashi (38 tahun), seorang peneliti ilmu olahraga dan penemu dari Slide Lift. “Setiap orang dapat melakukan ‘drift racing‘ dengan menggunakan kursi roda,” tambahnya.
Dengan menggunakan roda khusus, kursi roda bermotor bisa ngesot seperti mobil drift ke berbagai arah yang dihendaki.
  • IN ANOTHER WORLD
Tomohiro Hamamura (25 tahun), seorang sales IT dan pemain HADO Kart, berkata “Saat saya memainkan olah raga ini, saya tidak perlu berpikir serius. Saya hanya perlu merasakan kehadiran isekaiyang berbeda dari dunia nyata tempat saya berasal.”
  • INTERNET IDOL
Piyohina, seorang idol internet dan penyanyi anisong mengatakan “Saat saya memainkan HADO, saya selalu mensimulasikan di dalam kepala saya cara terbaik untuk menembakan bola enegi.”
  • ENERGY SENSATION
Junpei Sasaki, penyanyi sekaligus pemain HADO mengatakan “Terkadang saya dapat merasakan sensasi dari bola energi keluar dari tangan saya saat saya bermain HADO. Hal itu membuat memainkan olah raga ini menjadi sangat menarik.”
  • UP IN THE AIR
Hirohiko Hayakawa (26 tahun), pelajar S3 di jurusan desain media dan penemu dari ToriTorimengatakan “Drone yang melayang merupakan bagian dari tubuh pemain dan olah raga ini mengintegrasikan manusia dan mesin membuat saya dapat merasakan rasanya terbang dan melayang.” Hayakawa juga mengatakan bahwa dirinya terinspirasi oleh penangkap burung (dalam bahasa Jepang artinya tori tori) pada novel bertema fantasi karangan Kenji Miyazawa yang terbit pada tahun 1934 berjudul Night on the Galactic Railroad.
  • TAKING THE REINS
Kosuke Sato (25 tahun), yang juga merupakan pelajar S3 di jurusan informasi manusia dan penemu dari Carry Otto mengatakan bahwa dirinya ingin menciptakan jenis olah raga yang dapat dinikmati oleh siapa pun tanpa halangan gender dan fungsi tubuh. Carry Otto merupakan perangkat dengan roda bermotor dengan kendali yang dapat menarik pengendaranya yang duduk diatas sebuah boneka. Para pengendara saling berpacu satu sama lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam Pada Abad ke-16

SEJARAH AUSTRALIA DAN OCEANIA SUKU ABORIGIN

SEJARAH DEMOKRASI LIBERAL DI INDONESIA