Jajanan Kuliner yang menarik untuk di Coba jika berkunjung ke Sabang,Aceh !

Assalamualaikum minna.

Pulau Weh adalah pulau kecil yang kaya dengan keragaman penduduknya. Meskipun mayoritas masyarakat yang tinggal di pulau ini bersuku Aceh, tidak sedikit pula masyarakat yang bersuku Jawa, Cina, Batak, Padang dan Nias. Keragaman masyarakat tersebut menimbulkan keragaman budaya termasuk makanan. Ada beberapa jajanan kuliner yang wajib minna san sekelian coba jika berkunjung kesabang, jangan ngiler ya minna :v

1. Mencicipi Kopi di Aci Rasa.

Warung kopi yang paling terkenal di kalangan anak muda di Sabang ini terletak di persimpangan antara Jalan Teuku Umar dan Jalan Malahayati atau tepatnya di belakang Jalan Perdagangan. Berbeda dengan warung kopi di Pulau Weh pada umumnya yang menawarkan Kopi Sabang yang hitam, warung ini menjual Kopi Ulee Kareng yang sangat populer di Banda Aceh. Kopi ini mulai dirintis di tahun 1960-an di Ulee Kareng Banda Aceh, tetapi baru tahun 1990-an booming karena mahasiswa dan pemuda mulai mengenal dan mempromosikan kopi ini dari mulut ke mulut. Saat ini, kopi Ulee Kareng digunakan di hampir semua warung kopi di Banda Aceh dan Aceh Besar serta di beberapa daerah di Aceh.
Kopi yang menjadi hits di kalangan pemuda ini membuat Warung Kopi Aci Rasa selalu penuh dengan pengunjung setiap sore hingga tengah malam. Selain untuk menikmati kopi dan mengobrol, banyak juga konsumen yang datang untuk layanan wi-finya yang tergolong cepat. Di sini anda dapat memesan kopi sambil browsing selama yang anda inginkan. Di pelataran Aci Rasa ada juga penjual makanan seperti soto, nasi goreng, ayam bakar, martabak dan nasi bebek. Soto Aceh sedikit berbeda dengan soto pada umumnya karena menggunakan santan dan aroma rempah-rempah membuat soto ini unik. Tetapi yang kerap dicari pengunjung warung ini adalah nasi bebek masak Acehnya. Daging bebek dimasak dalam kuah kari dalam waktu yang lama sehingga kuah menjadi kental dan daging bebek menjadi empuk. Daging bebek yang keras dan berlemak sangat cocok dimasak dengan cara ini karena semua rasanya akan keluar dan bercampur dengan kuah.
Jangan sampai melewati kesempatan mencoba rasa Kopi Ulee Kareng jika ini kali pertama anda ke Aceh karena dijamin berbeda dengan semua jenis kopi yang pernah anda rasa. Coba juga "sanger" yaitu kopi yang diseduh di atas sedikit susu. Warung Kopi Aci Rasa ini buka setiap hari dari pagi hingga tengah malam.

2. Kaldu Bening Penuh Rasa a la Mie pangsit Dynasty
Mie Pangsit Dinasty terletak di Jalan O. Suropati tepat di depan penjara Sabang. Restoran yang baru-baru ini juga mulai menjual baso, masih menjadi tujuan utama orang Sabang yang ingin makan mie ayam. Lalu apa bedanya Mie Pangsit Dynasty dengan mie pangsit lainnya? Hal pertama yang langsung terlihat ketika menerima pesanan anda adalah kebeningan kuahnya. Kuah yang digunakan dalam mie begitu bening tetapi kaya aroma ayamnya. Selanjutnya mie yang digunakan adalah mie buatan sendiri yang padat dan lembut. Mie ini menyerap rasa kaldu dan tidak keras sebagaimana mie buatan pabrik umumnya.
Elemen terakhir yang mengangkat level mie ini adalah ayamnya. Potongan dadu ayam yang dimasukkan ke dalam mie dipersiapkan begitu seksama dengan memisahkan semua tulangnya sehingga anda tidak perlu was-was saat menikmatinya. Tidak seperti mie ayam lain, bumbu di mie ayam ini disesuaikan dengan lidah masyarakat setempat sehingga tidak terlalu manis. Selain mie ayam, warung yang buka dari sore hingga malam ini juga menyediakan mi pangsit ikan yang bisa menjadi opsi jika anda bukan penikmat mie ayam.

3.Mie Khas Aceh milik Mie Aceh Bang Jeunib
Mie pangsit, mie kocok, mie ayam, mie so dan lain-lain. Mie memang sangat digemari di Sabang yang sebagian besarnya dipopulerkan oleh penduduk keturunan Cina yang tinggal di seputaran Jalan Perdagangan. Tetapi, Mie Aceh tidak kalah enaknya dibanding mie-mie tersebut. Saat ini warung Mie Aceh sudah mulai terlihat di kota-kota besar seperti Medan, Bandung, dan Jakarta dan menjadi favorit masyarakat lokal di sana. Mie Aceh adalah mie seukuran spagetti yang dimasak menggunakan bumbu giling khusus sehingga menghasilkan mie yang memiliki rasa khas Aceh. Mie Aceh Bang Jeunib, nama sang koki, juga menggunakan potongan kecil daging bersama tomat, tauge, dan kol untuk memperkaya rasa produk akhirnya.
Ada tiga jenis mie yang dijual yaitu mie goreng, goreng basah (tumis) dan rebus. Mie goreng dan tumis lebih popular dibandingkan yang rebus. Jika anda penggemar indomie coba pesan indomie rebus yang dimasak goreng basah, nikmati selagi panas rasa indomie yang pasti mengalahkan semua mie instant yang pernah anda makan sebelumnya. Secangkir kopi Ulee Kareng kental adalah pasangan yang pas untuk mie anda. Kopi dan minuman lainnya dapat dipesan dari warung kopi dimana Bang Jeunib berjualan yaitu di Ie Meulee tepatnya sebelum Balee Pasie. Mie tersedia dari pagi hingga malam hari, tetapi saat ramai pembeli Bang Jeunib sering tutup sore hari karena kehabisan mie.

4.Sate Gurita!
Kalau ini pertama kalinya anda mendengar sate gurita maka percayalah hidup anda belum lengkap sebelum mencoba sate ini. Sebagimana namanya, sate gurita dibuat dari kaki gurita yang dipotong seukuran sate. Gurita biasanya menjadi kenyal bila dimasak atau dibakar tetapi sate gurita sangat empuk dan penuh citarasa karena telah diungkep dengan bumbu rempah sebelumnya.
Jika sate kambing biasanya cenderung keras dan sate ayam sering hambar, sate gurita Sabang sangat lembut dan enak apalagi didampingi bumbu dan lontong. Anda dapat memilih bumbu kacang atau bumbu padang sebagai kuahnya. Bumbu kacang yang merupakan standar nasional untuk bumbu sate tidak perlu diragukan lagi kenikmatannya. Tetapi jika anda penggemar masakan padang, tidak salahnya mencoba bumbu padang yang sedikit pedas ini.
Di Kota Sabang ada 3 tempat yang menjual sate gurita yaitu di Pusat Jajanan Selera Rakyat (Pujasera) di Pusat Kota Sabang, Taman Kuliner di Kebun Merica, dan di Baso Bang Wan di Sabang Fair yang semuanya mulai buka dari sore hingga malam hari.

5.Mie Jalak !
Mie Jalak kalau di Jawa termasuk kategori mie kocok. Terdiri dari mie yang dimasak dengan kaldu lalu disajikan dengan topping potongan daging, tauge dan telur rebus. Katanya sih pakai kaldu ikan. Mungkin itu rahasianya sehingga tercipta kaldu bening yang gurih tapi ringan, sehingga tidak ‘eneg’ meskipun porsinya besar. Serius, porsinya kayak ngasih makan orang abis melaut seharian. Tapi karena enak, tak terasa ludes juga satu piring mie ini. Topping dagingnya gurih dan lembut, kalau kurang bisa minta ekstra daging (tentu nambah bayarnya). Sementara telur rebus merekah yang disajikan di atas mie menambah ragam rasa sepiring Mie Jalak yang dibandrol dengan harga Rp 15.000 saja. Campuran tauge yang menari di sela-sela helai mie membuat rasanya lebih segar dan renyah. Kelezatannya membuat kedai Mie Jalak populer di kalangan warga Sabang maupun pelancong.
6.Mie Sedap
Mie Sedap adalah makanan khas Sabang. Kuliner khas Sabang yang satu ini juga dikenal dengan nama Mie Jalak atau lebih dikenal dengan sebutan Mie Kocok. Makanan spesial dari Sabang ini sangat diminati para pengunjung yang menikmati liburan ke Pulau Weh.
Tak heran ketika warung yang menjual Mie Sedap tersebut dibuka pada sore hari, pengunjung langsung berdatangan untuk menikmati sedapnya mie tersebut. Namanya juga Mie Sedap, ya pasti rasanya sedap.
Warung Mie Sedap ini berlokasi di Jalan Perdagangan, Kelurahan Kuta Barat, Kota Sabang. Bagi Anda yang berkunjung ke Pulau Weh, jangan sampai ketinggalan untuk menikmati kuliner yang satu ini. Selamat ngiler minna san :v


sumber :

lifetimejourney.me
pulauwehaceh.com
sabangmarinefestival.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam Pada Abad ke-16

SEJARAH AUSTRALIA DAN OCEANIA SUKU ABORIGIN

SEJARAH DEMOKRASI LIBERAL DI INDONESIA